28 May 2015

Mengenang Masa Lalu Meraih Masa Depan Belitong

Dimasa lalu, Sijok merupakan kota perdagangan yang sangat ramai, dermaga Sijok merupakan salah satu dermaga dengan arus lalu lintas perdagangan yang ramai pada masa itu. Saat ini, Sijok dengan panorama pantainya yang indah kembali ramai dikunjungi wisatawan. Pariwisata menjadi sektor yang digadang-gadang sebagai penggerak roda pembangunan Belitung paska pertambangan Timah.

Wilayah Sijuk pada masa Cakraninggrat III (KA Gending, tahun 1696-1700) Belitung dibagi dalam 4 (empat) ngabehi, Sijuk masuk dalam Ngabehi Sijuk dengan sebutan Wangsa Yudha atau Krama yudha. Pada masa Cakraninggrat VIII (KA Rahad, tahun 1821-1854) istilah ngabehi berubah menjadi Distrik, pada saat itu Distrik Sijuk dipimpin oleh Ngabehi Awang. Pada tahun 1890 Distrik Sijuk ditiadakan dan diganti statusnya menjadi Kelurahan Sijuk, jabatan lurah disebut Gemeentehoofd.

Saat ini Sijuk merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Belitung. Kabupaten Belitung dengan ibu kotanya Tanjungpandan, dipimpin oleh seorang Bupati Kepala Daerah. Wilayah ini di bagi kedalam beberapa kecamatan yaitu: Kecamatan Tanjungpandan, Kecamatan Sijuk, Kecamatan Badau, Kecamatan Membalong dan Kecamatan Selat Nasik.

Di kecamatan Sijuk terdapat banyak objek wisata pantai yang menarik dan alami. Objek wisata itu antara lain Pantai Tanjung Binga, Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, Pulau Lengkuas, Pantai Penyaeran. Selain wisata pantai juga terdapat objek wisata alam lainnya seperti Pemandian Alam Tirta Marundang di Desa Air Seru selain itu juga terdapat bangunan bersejarah seperti Mesjid Sijuk dan Kelenteng Sijuk, bangunan lainnya adalah Menara Mercusuar di Pulau Lengkuas Tanjung Binga. Pariwisata di Sijuk didukung dengan pengembangan fasilitas Wisata seperti Bukit Berahu Cottage, Lord in Hotel, Kelayang indah Cottage dan Padang Golf Bebute dan Jimbaran Balitung.

Masyarakat Sijuk adalah tipe masyarakat prural. Pruralitas ini bisa dilihat dari variasi tempat ibadah masyarakatnya. Di Sijuk terdapat 19 Masjid, 1 gereja, 4 Pura dan 2 Vihara/kelenteng. Masjid Al Ikhlas dan Kelenteng Sijuk adalah bangunan tertua di Sijuk masing dibangun pada tahun 1817 dan 1815 yang menjadi bukti sejarah pruralitas masyarakat Sijuk. Pluralitas ini kembali terbukti dengan kerukunan masyarakat Sijuk dengan penganut agama Hindu yang datang dari Bali pada tahun 1991.

Dengan modal panorama pantai yang indah, bangunan bersejarah dan fasilitas penunjang wisata yang baik serta modal sosial masyarakat Sijuk yang prural, mengembalikan kejayaan Sijuk sama artinya dengan mengembalikan kejayaan Belitong paska pertambangan timah. Semoga.

(Dari berbagai sumber)